BADAN HUKUM CU MOTOTABIAN: Nomor : 07/BH/XXV.13/DPPPKM-KK/XII/2010, tanggal 16 Desember 2010

Selasa, 21 Desember 2010

MAKNA GERAKAN CREDIT UNION

MAKNA GERAKAN CREDIT UNION
Caritas In veritate (Cinta kasih Dalam Kebenaran) Yang mengupas perintah Kristus sang  Guru Utama dan lebih mendalam lagi terkait dengan kenyataan hidup harian masyarakat dalam era globalisasi.Tanpa cinta kasih gereja kita tidak mungkin bertahan hingga sekarang.
Cinta kasih dalam kebenaran adalah tenaga yang membangun komunitas tanpa batas. Perkembangan dalam bidang ekonomi,social dan politik seharusnya merupakan ungkapan persaudaraan universal yang berdasarkan kemanusiaan yang adil.
Sebenarnya perintah cinta kasih ini sudah diwujudkan dikalangan umat kristiani yang menjalankan program Credit Union (CU). Secara pastoral, Credit Union terkait dengan Paroki yang memberdayakan kehidupan social ekonomi umat serta bidang-bidang lainya.
Menurut catatan P.M. Sitanggang Credit Union Yang ada di Kalimantan Barat yang tergabung dalan Badan Koordinasi Credit Union Kalimantan (BKCU-K) termasuk CU yang memiliki asset paling besar (3,5 Triliun) Juga paling pesat perkembanganya.Gerakan pemberdayaan umat melalui Credit Union Telah mengangkat harkat dan martabat umat/rakyat kecil yang belum tersentuh dan tidak mempunyai akses ke dunia Perbankan.
Paus Benediktus XVI menyatakan : Ekonomi pasar bebas dan kapitalistik telah menghantar  orang pada kemerosotan kejujuran dan keserakahan. Dampak yang lebih parah lagi,proses ekonomi itu tidak lagi berlandaskan pada cinta kasih dan kebenaran, tapi berorientasi pada keuntungan semata, Yang kaya merajalela, yang miskin semakin tertindas.
Pada waktu siding KWI tahun 2006 mengeluarkan sebuah Nota Pastoral dengan judul ”Habitus" baru demi kesejahteraan bersama, Keadilan bagi semua : Pendekatan sosio ekonomi. Ada empat hal pokok dalam nota pastoral ini :
Pertama : Melihat Kondisi Indonesia,secara khusus dirumuskan ”Masalah social Ekonomi”.
Kedua : Masalah social ekonomi itu  kemudian dipandang serta diartikan dalam terang iman, ditindaklanjuti dengan “Tanggapan Pastoral”.
Ketiga : Tanggapan pastoral tersebut dicermati kembali untuk menentukan arah ”Grakan Sosial Ekonomi”.
Keempat : Seturut arah Gerakan sosial ekonomi  itu ditentukan Rancangan Gerakan Pemberdayaan Bersama melalui usaha sosial ekonomi.
Lalu dimanakah ada suatu Rancangan system keuangan/ekonomi yang kurang lebih mendekati prinsip-prinsip yang ”Bermoral dan Bermartabat”, seperti yang dikemukakan sri Paus?
Credit Union menjadi salah satu alternatif untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas.

Lebih jauh tentang makna gerakan Credit Union dalam gereja:
1.  Gerakan Credit Union adalah gerakan pembebasan manusia dari penindasan dan kemelaratan,agar mereka dapat keluar dari kesulitan dan ketergantungan hidup pada orang lain.
2.  Gerakan Credit Union adalah jalan Solidaritas (Anda susah saya bantu,Saya susah anda bantu),dimana semua anggotanya dapat saling menolong dan membangun menuju kesejahteraan hidup.
3.   Gerakan Credit Union Dapat menjadi sarana pewartaan dan kerasulan gereja yang dapat mendatangkan kebaikan bagi yarakat.
4.   Credit Union memberdayakan manusia.
5.   CU mendorong Ekonomi Rumah Tangga Yang Kokoh.
6.   Credit Union Menciptakan Lapangan Kerja
7.  Credit Union Memperkuat Keswadayaan social,budaya,ekonomi dan politik rakyat yang akan mengurangi ketergantungan pada Negara.
8.  Menciptakan pensiun mandiri dan jaminan social keluarga miskin.
9.  Gerakan Pemberdayaan lembaga Credit Union Adalah unik dan lain dari pada yang lain.Di lembaga Credit Union ada 3 aktifitas sekaligus yang langsung Bekerja/berjalan,yang merupakan ciri khas gerakannya, yaitu CIRI KOPERSI, CIRI BANK  dan  CIRI ASURANSI.

SEBAGAI CIRI KOPERASI :
1.  Sebagai pemegang Saham (berarti sebagai pemilik lembaga).
2.  Ada pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi anggota, pengurus, pengawas dan pengelola (manajemen).
3. Tempat meminjam modal dan mengembangkan kekayaan.

CIRI BANK, ada Produk Simpanan:
- Simpanan Utama Sukarela (Untuk merancang Pensiun Mandiri)
- Tabungan DEPOSITO
- Tabungan Harian

CIRI ASURANSI, ada:
- Perlindungan Santunan Duka(SDA) dan Perlindungan Pinjaman Anggota
- Solidaritas Kesehatan
- Santunan Rawat Inap
- Santunan ibu melahirkan
- Bantuan Anak Sekolah
- Dana Resepsi Pernikahan

SEPERTI APAKAH KEHIDUPAN YANG KITA ANGGAP LAYAK UNTUK DIPERJUANGKAN BAHKAN DENGAN PENDERITAAN HEBAT SEKALIPUN ?
JADIKANLAH CREDIT UNION SEBAGAI KENDARAAN ANDA MENUJU KEHIDUPAN YANG SEJAHTERA.
(AKTIFIS CU MOTOTABIAN)

Senin, 20 Desember 2010

TIPS MENJADI ENTREPRENEUR SUKSES

Bagaimanapun, untuk menjadi seorang entrepreneur, tak cukup memiliki pengetahuan tentang bisnis. Karakter atau jiwa entrepreneur juga sangat dibutuhkan. Karena itu penting sekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri kita sendiri untuk mengetahui seberapa besar karakter entrepreneur kita.

Berapa besar komitmen kita? Seorang entrepreneur sukses memiliki komitmen yang besar terhadap bisnisnya. Mudah dipahami memang, tapi sulit dalam prakteknya. Jika kita masih berangan-angan memiliki bisnis sendiri dan belum memulainya, barangkali kita mesti memperkuat komitmen kita dan siap dengan segala resikonya. Bagaimanapun, tak satupun bisnis di dunia ini yang aman dari resiko. Walau begitu, resiko juga bisa dimanajemen bukan?!

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjadi Entrepreneur SUKSES :
  1. Bangunlah usaha Anda berdasarkan apa yang paling Anda sukai dan cintai. Hal ini akan membuat Anda tidak mudah merasa bosan dan tidak mudah menyerah karena pekerjaan ini sangat menyenangkan bagi Anda.
  2. Mulailah usaha Anda dengan hal yang sederhana dan mendasar, hal-hal yang dibutuhkan orang-orang. Baru kemudian mencari cara yang kreatif untuk mengembangkannya. Jangan memulai usaha Anda dengan ide yang terlalu muluk sehingga orang-orang tidak bisa menerimanya.
  3. Tekan biaya promosi dengan cara yang kreatif dan menyentuh hati calon pelanggan. Dengan demikian keunikan usaha Anda bisa memancing perhatian mereka
  4. Pertahankan kualitas produk atau jasa Anda meski saat usaha Anda sudah semakin besar. Jadikan kualitas sebagai prioritas utama, yang meminta perhatian Anda setiap hari.
  5. Ciptakan tim yang solid yang mampu menerima dan menterjemahkan ide Anda dengan baik. Tim yang baik bagikan asupan oksigen bagi usaha Anda.
  6. Saat menemukan masalah, jangan langsung menyerah, tetapi berusahalah mencari jalan keluar yang terbaik. Lakukan evaluasi, cari sisi positif, jernihkan pikiran dan tetap fokus. Beranikan diri untuk mengambil risiko bukan mengambil kesempatan.
Anda tertarik untuk menjadi entrepreneur sukses ?

Salam Sukses!

TIPS MEMBANGUN USAHA SENDIRI

Peluang usaha seringkali dilihat sebagai peluang yang sesaat. Tak heran jika wirausahawan model begini tak langgeng dalam menjalankan bisnisnya. Padahal peluang tersebut jika dipelihara dengan manajemen standar, pasti sukses. Apa yang harus dilakukan pebisnis pemula jika melihat peluang tersebut dan bagaimana mengelola kesempatan tersebut agar bisa membawa kesejahteraan yang langgeng? Berikut ini ada baiknya mencermati tips tentang memulai usaha sendiri.
Membangun kerajaan bisnis sendiri mungkin jadi dambaan bagi banyak orang. Namun memulai sebuah usaha tidaklah semudah membalikan tangan. Ada hal-hal yang harus dipersiapkan, direncanakan dan dilaksanakan dengan ketekunan.


Simak beberapa tips tentang bagaimana mempersiapkan membuka usaha sendiri

Melakukan Penelitian Pasar
Penelitian merupakan hal integral dalam membangun bisnis. Lakukan penelitian di pasar dan tentukan siapa konsumen Anda. Tentukan mana yang akan jadi sasaran utama Anda atau konsumen Anda jadi lebih kecil. Pahami perbedaan antara pasar dan dimana Anda dapat meraih pelanggan.

Pilih Partner Yang Tepat
Jika Anda akan mencari rekan kerja, pastikan Anda sudah memilih yang tepat. Anda ingin seorang rekan kerja yang memiliki latar belakang bisnis atau pengarah bisnis. Beberapa pengalaman manajemen juga lebih disukai. Jika Anda ingin rekan kerja yang memenuhi latar belakang financial, mereka perlu memiliki kredit yang bagus atau kemampuan untuk menawarkan dukungan financial.

Jaminan Keuangan
Keuangan dapat jadi tantangan terbesar, tapi ada beberapa jenis pilihan yang tersedia untuk mendapatkan modal usaha. Ada dapat memilih ikut program Credit Union dalam membangun usaha kecil atau besar. Anda bisa mulai mengajukan pinjaman pada Credit Union yang menangani usaha kecil atau besar dan mendapatkan pinjaman berjumlah kecil atau besar.  Pilihan lain adalah mencari rekanan yang mau berinvestasi untuk memulai usaha bersama.

Ciptakan Image Atau Posisi Penjualan Yang Unik
Mulai dengan membangun keberadaan Anda, branding image Anda di public dan para pelanggan Ikatan ini masuk dalam posisi penjualan. Kembangkan tagline Anda dan temukan angel yang tepat yang mengena pada produk atau pelayanan tertuju pada pelanggan. Ciptakan sebuah image yang membuat Anda terpercaya di mata pelanggan Anda.

Berhenti Berpikir Mendapat Laba Secepat Kilat
Sangat, sangat jarang ada bisnis yang sukses dalam semalam. Kebanyakan bisnis membutuhkan waktu dan usaha, bahkan untuk mulai melihat hasilnya. Saat Anda memahami ini dan Anda tak seharusnya menaruh pengharapan secara berlebihan atau yang tak realistis. Persiapkan usaha, pengorbanan dan bahkan kemungkinan mengalami kerugian. Anda tak akan jadi kaya raya hanya dalam semalam, tapi Anda dapat membangun sebuah usaha yang menguntungkan secara bertahap.
Sahabat yang baik, Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko kegagalan dan bila itu yang terjadi, bersiaplah dan hadapilah! Jika Anda sudah siap memulai usaha, lakukanlah sekarang juga. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.

Salam Sukses!

Sabtu, 18 Desember 2010

GURITA CREDIT UNION model KALIMANTAN

Luar biasa! Credit Union ala Kalimantan di bawah naungan Badan Kordinasi
Credit Union Kalimantan ini sampai tahun buku 2009 mencatatkan aset Rp.
3.193.460.969.042-, dengan anggota 397.436 orang yang tersebar di 47 CU
primer di pulau Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Papua
dan Maluku.

Menyebut kata "credit union" di Indonesia, hampir mayoritas orang akan
mengidentikkannya dengan Kalimantan Barat. Memang Kalbar dan credit union
ibarat sekeping mata uang logam: dua tapi satu. Betapa tidak, dua credit
union terbesar di Indonesia ada di Kalimantan Barat, yakni CU Lantang Tipo
di Bodok, Sanggau dan CU Pancur Kasih di Pontianak. Bagi sebagian besar
masyarakat Kalimantan Barat, termasuk para pejabatnya seperti gubernur,
bupati, anggota legislative maupun pengusaha, credit union sudah menjadi
bagain dari kehidupan mereka; apalagi di daerah pedalaman. Hampir seluruh
pedalaman Kalbar--yang sangat sulit dijangkau lembaga keuangan
lainnya--sudah ada pelayanan credit union.

Secara nasional, Credit Union (CU) di Indonesia kini bukan lagi sekedar
lembaga keuangan, tetapi sudah menjadi gerakan ekonomi karena besar dan
luasnya dampak yang dihasilkannya. Secara kuantitas, sampai Oktober 2009
menurut data dari Induk Koperasi Kredit Indonesia (Inkopdit) terdapat
964.048 orang anggota dengan aset sekitar Rp.6 triliun yang tersebar di 965
Kopdit primer. Saat ini Inkopdit memiliki jaringan 30 Puskopdit/ Pra
Puskopdit/ BK3D yang tersebar di beberapa Propinsi di seluruh Indonesia.

DR. Eddy Suratman, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, menilai
bahwa CU model Kalimantan yang dipelopori AR. Mecer telah berkontribusi
secara signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan
khususnya, dan masyarakat umumnya. "Credit union benar-benar sangat membantu
perekonomian masyarakat yang tidak punya akses ke bank komersial karena
inilah lembaga keuangan yang benar-benar dimiliki dan dikelola rakyuat
secara langsung,"ujarnya dalam sebuah seminar erkonomi kerakyatan di
Pontianak beberapa waktu lalu.

"CU benar-benar sangat membantu kami masyarakat pedalaman ini sebagai alat
kami berusaha sekaligus memberikan kami pengetahuan dan kebijakan dalam
pengelolaan keuangan,"ujar Masita, seorang pedagang yang bermodal pinjaman
dari CU Gemalaq Kemisiq di kampung Beriam, Manis Mata, Ketapang--perbatasan
Kalbar-Kalteng.

Credit union terbukti telah meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi
jutaan rakyat di Indonesia. CU telah mensejahterakan banyak orang tanpa
memandang golongan agama, etnis, status sosial dan aneka perbedaan buatan
manusia lainnya.

Memutus rantai kemiskinan
Lahirnya credit union merupakan cara yang jitu untuk memutus rantai
kemiskinan. Meminjam istilah Ragnar Nurkse, ahli ekonomi asal Swedia
penerima Hadiah Nobel, kemiskinan itu adalah sebuah vicious circle poverty
atau lingkaran setan kemiskinan. Menurutnya, keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya
produktifitas. Karena produktifitas rendah maka pendapatan juga rendah
sehingga berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya
investasi berakibat pada keterbelakangan...dan seterusnya membentuk
lingkaran, tidak ada putusnya.

Begitulah kondisi masyarakat dimana CU didirikan, seperti di Jerman,
Indonesia dan khususnya Kalbar. Fenomena kemiskinan struktural dan kultural
semacam ini menggambarkan bagaimana kaum miskin tetap miskin karena dia
miskin, dan demikian terus berlaku secara turun-temurun tanpa menemukan
jalan keluar. Akhirnya Si miskin tetap miskin bahkan semakin terjerat dalam
“kubangan kemiskinan” karena mereka mendapatkan “bantuan” berupa pinjaman
dari lintah darat, pengijon, tengkulak atau perantara yang menagih cicilan
dengan bunga yang tinggi.

Menukik ke konteks Kalimantan, khususnya Kalbar, ketika CU awal didirikan,
kondisi yang dialami mayoritas masyarakat, khususnya Dayak, sangatlah
memprihatinkan. Masyarakat masuk dalam lingkaran setan kemiskinan
struktural. Bagi masyarakat Dayak sendiri, peran misionaris Katolik dan
Protestan sangat besar untuk memutus lingkaran setan kemiskinan melalui
pendidikan, kesehatan, pelayanan social lainnya dan credit union.

Credit berasal dari bahasa Latin Credere yang artinya percaya; Union berarti
perkumpulan. Credit Union berarti kumpulan orang-orang yang saling percaya.
“People helping people help themselves” adalah filosofi Credit Union.
Gerakan ini berawal dari Jerman, yakni dirintis walikota Flammersfield
bernama Frederich Wilhem Raifeisen. Gerakan ini menyebar ke Kanada dan
Amerika Serikat. Tahun 1934 pada masa pemerintahan Presiden FD Rosevelt,
gerakan ini mendapatkan legalitas dan dibentuklah Biro Pengembangan Credit
Union sedunia dengan nama World Council Of Credit Union (WOCCU). Di Asia
dibentuk The Asia Confederation of Credit Union (ACCU).

Tahun 1963 diadakan seminar "Social Ekonomic Life in Asia" dan "Sosial
Action Leadership Course" di Bangkok yang dihadiri Delsos-Delsos peserta
dari Indonesia. Dalam seminar ini diparkan ide tentang CU. Tahun 1968-1969
gerakan Credit Union mulai dirintis melalui Konpernas PSE/Delsos di Bandung
tahun 1968 dan Konpernas PSE/Delsos di Sukabumi tahun 1969.

Tahun 1967 Mr. A.A. Baily, perwakilan WOCCU, diundang ke Indonesia untuk
memperkenalkan CU. Pater Karl Albretch Karim Arbi, SJ bersama-sama
rekan-rekannya seperti Ir. Ibnoe Soedjono, Margono Djojhadikusumo, Mokhtar
Lubis, Prof. Dr. Fuad Hasan dan Prof. Dr. A.M. Kadarman, SJ, serta Roby
Tulus kemudian memasyarakatkan gagasan CU. Kehadiran CU yang berpihak pada
kaum miskin-melarat-terlantar, menarik perhatian masyarakat.
Kelompok-kelompok kecil yang merasa senasib sepenanggungan, bersama-sama
mulai mendirikan CU.

Mulai banyaknya CU primer di Indonesia, mendorong Pater Albrecht dan
kawan-kawan membentuk Credit Union Counseling Office atau yang disingkat
dengan CUCO, pada tahun 1970. CUCO inilah yang kemudian hari berkembang
menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia atau BK3I (kini
Inkopdit). Sejak saat itu sosialisasi tentang credit union dilakukan oleh
CUCO di berbagai tempat di Indonesia.

CU ke Kalbar tahun 1975, tidak lepas dari peranan Gereja Katolik. Delegatus
Sosial yang berada di bawah Keuskupan Agung Pontianak, pada tahun 1976
menyelenggarakan pendidikan CU di Nyarumkop dan Sanggau. Pendidikan tersebut
dimaksudkan agar masyarakat Kalimantan Barat memahami CU dan bernisiatif
mendirikannya. Pendidikan tersebut mendorong para peserta sepulang dari
pendidikan tersebut, untuk mendirikan CU-CU di tempatnya masing-masing.
Harapan ingin memperbaiki masa depan yang lebih baik, mendorong para peserta
pendidikan CU di Nyarumkop dan Sanggau itu mendirikan 40 CU yang tersebar di
wilayah Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sambas.

Pada masa awal ini inti CU hanyalah sebatas simpan pinjam dan tidak mendidik
anggotanya. Nilai-nilai CU yang seharusnya ditanamkan melalui pendidikan
tidak dilakukan. CU masih diurus secara konvensional. Pengurus merangkap
sebagai staf, pelayanan dilakukan tidak full time dan produk yang ditawarkan
kepada anggota tidak lebih dari simpan dan pinjam. Akhirnya, pelan tapi
pasti semangat ber-CU anggota luntur. Bisa ditebak: pelan tapi pasti CU-CU
itu kolaps, umumnya akibat kredit macet dan mis manajemen. Yang bertahan
hanya CU Lantang Tipo di Bodok, Pusat Damai-Sanggau.

Tahun 1985 PSE dan CUCO mengadakan pelatihan CU di Pontianak. Peserta
pelatihan sepakat mendirikan CU laboratorium yang diberi nama Khatulistiwa
Bhakti (CU KB). Walaupun pada masa awalnya terkesan jalan di tempat, namun
CU KB mampu terus bertahan, dan kini telah berkembang menjadi sebuah CU
besar di Kota Pontianak.

Tahun 28 Mei 1987, para aktivis Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK)
yang dimotori AR.Mecer menginisiatifi pendirian CU yang kemudian diberi nama
CU Pancur Kasih. Anggota pertama 61 orang yang sebagian besar adalah para
guru di persekolahan Santo Franciskus Assisi, setelah 3 tahun CU ini
berkembang pesat: anggota 446 orang.

Untuk mengkordinasikan CU-CU primer tahun 1988 didirikan Badan Koordinasi
Koperasi Kredit Daerah (BK3D) Kalimantan Barat.

Belajar dari kegagalan 40 CU sebelumnya, CU Lantang Tipo, CU Khatulistiwa
Bakti, CU Sehaq, dan CU Pancur Kasih sebagai CU awal di Kalbar kala itu
berusaha mencari bentuk dan inovasi. Hasil dari inovasi-inovasi pengurus dan
anggota itu mulai terasa dampak positifnya. CU mulai diurus semi
professional dan memperluas daerah pelayanan. Terutama CU PK, dengan support
dari para aktivis YKSPK dan unit-unitnya, mulai tahun 1993 sangat gencar
mensosialisasikan CU ke daerah-daerah. Di era rejim Orde Baru yang sangat
ketat, maka CU menjadi pintu masuk kegiatan LSM di masyarakat agar tidak
dicurigai dan dilarang. Dalam setiap kegiatan, CU selalu diperkenalkan
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat.

Karena semakin banyak komunitas, lembaga dalam dan luar Kalbar yang ingin
mendirikan CU, maka tahun 1995 YKSPK membentuk unit Program Ekonomi
Kerakyatan (PEK) untuk menjadi fasilitator CU-CU tersebut. Ada puluhan CU
yang difasilitasi pendiriannya maupun pendampingannya, baik di Kalbar,
Kalimantan lain, maupun di pulau lain seperti CU Uma Mentawai di
Mentawai-Sumatera Barat. Akhirnya ada puluhan CU yang berdiri di Kalbar.

Agar CU tetap berkembang dengan baik, maka insan-insan CU, terutama BK3D,
sangat proaktif mencari inovasi. CU harus menguntungkan anggotanya di satu
sisi, di sisi lain CU harus bisa menghidupi dirinya/organisasinya. Mulai
tahun 2000-an lahirlah inovasi CU yang terkenal, yakni CU professional atau
CU modern dengan ciri khas lokal. Inilah yang kemudian dikenal dengan CU
model Kalimantan.

CU professional dengan ciri khas lokal inilah yang bisa dikatakan sebagai
rahasia sukses pengembangan gerakan CU di Kalimantan Barat dan Kalimantan
lainnya dibanding daerah lain di Indonesia. NIlai-nilai, budaya, kearifan
masyarakat lokal dijadikan landasan dan pegangan dalam pengembangan CU tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip universal credit unon. Perpaduan antara
pengetahuan lokal dan luar inilah yang membedakan dan mengantarkan gerakan
CU model Kalimantan ini berkembang pesat baik di Kalimantan maupun di luar
Kalimantan.

AR.Mecer, Ketua BKCU Kalimantan berhasil memformulasikan empat filosofi
kehidupan masyarakat adat Dayak dalam pelayanan dan produk-produk CU.
Keempat filosofi tersebut --yang disebut sebagai "Empat Jalan
Keselamatan"--adalah konsumsi, benih, sosial, ritual.

Konsumsi: penting sekali memenuhi kebutuhan makan-minum, meliputi kebutuhan
pokok manusia yaitu makan-minum sehari-hari, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan, air bersih, dan lain sebagainya agar memenuhi karya penciptaan
Tuhan di bumi ini dari generasi ke generasi.

Benih: menyisihkan hasil sebagai benih untuk ditanam kembali, yang erat
kaitannya dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam/hayati dan
konsep menghemat dari hasil kerja agar ekologi dan kehidupan ini dapat
lestari.

Sosial: pentingnya kebutuhan sosial-budaya untuk menyokong kualitas hidup
pribadi yakni kesadaran untuk partisipasi dan emansipasi dalam bentuk
sumbangan materi maupun “doa dan restu” untuk membangun dan mempertahankan
keutuhan relasi sosial di antara sesama manusia. Di sini terdapat nilai dan
spirit kebersamaan dan social.

Ritual: pentingnya kebutuhan ritual untuk menyeimbangkan hubungan dengan
Tuhan (vertical) dan hubungan dengan sesama dan lingkungan alamnya
(horizontal). Konsep ritual ini memberikan partisipasi horizontal yang
menekankan keseimbangan hubungan antara alam-sesama-Tuhan.

Empat filosofi ini diwujudkan dalam produk CU. Karena itulah ada produk
simpanan bunga harian (konsumsi); ada simpanan jangka panjang, deposito
(benih); ada solidaritas sosial--seperti kesehatan, pendidikan; ada
solidaritas kematian, tabungan hari raya (ritual).

Menggarami dunia
Sukses CU model Kalimantan di bawah BKCU Kalimantan menginspirasi banyak
komunitas untuk belajar dan mendirikan CU di daerahnya; baik dari dalam
maupun luar negeri. Karena itulah BKCU Kalimantan dan lembaga mitranya di
Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK) kebanjiran permintaan fasilitasi
pendirian CU dari seantero tanah air; serta memfasilitasi komunitas dalam
dan luar negeri yang magang, misalnya dari Bangladesh, Filipina,
Sabah-Malaysia, Myanmar, Timor Leste, dan Thailand. Inilah kesempatan CU
model Kalimantan "menggarami" dunia sekaligus menyebarkan nilai-nilai
masyarakat adat Dayak khususnya kepada dunia.

Bahkan keberhasilan CU model Kalimantan sebagai salah satu alternatif model
pembangunan bagi masyarakat adat membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
melalui Permenen Forum Masyarakat Adat mengundang John Bamba, Direktur
Institut Dayakologi sekaligus Ketua CU Gemalaq Kemisiq untuk membagikan
pengalaman gerakan CU ala Kalimantan. Di hadapan diskusi panel para ahli
tentang masyarakat adat sedunia di kantor PBB New York (12-14 Januari 2010).

Dalam paparannya John menegaskan bahwa CU ala Kalimantan menawarkan
“kebebasan” dan “kesempatan” kepada masyarakat. Di credit union, masyarakat
adat Dayak menemukan sebuah cara untuk menerapkan model pembangunan secara
mandiri yang didasarkan pada budaya dan identitas mereka sendiri. "CU
menjadi alat untuk mengubah dari lingkaran pemiskinan, keputusasaan,
perasaan tidak berdaya, dan dari ketergantungan pada pihak luar yang
berakibat pada penindasan dan terpinggirkan berabad-abad lamanya,"jelasnya.

Menurut John Bamba, selama dua dekade keberadaan gerakan CU di Kalimantan
telah secara signifikan mengubah cara pandang masyarakat Dayak terhadap diri
mereka sendiri. Dengan punya akses keuangan di CU, masyarakat adat telah
menemukan solusi yang lebih baik untuk mengatasi kebutuhan cepat dan
darurat. CU telah sangat menolong mengurangi penjualan tanah dan pengambilan
sumber daya alam, seperti kayu, untuk mendapatkan uang tunai. Karena CU
mengedepankan pendidikan yang berkelanjutan bagi anggotanya untuk memiliki
manajemen keuangan yang baik, masyarakat tersebut dilindungi dari tindakan
spekulasi dan konsumerisme.

Menurut buku "Manifesto Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih" (2009) CU-CU di
luar Kalimantan yang difasilitasi BKCU Kalimantan dan GPPK adalah sebagai
berikut.
1. CU Bintang Karantika Meratus di Batu Kampar, Kalimantan Selatan.
2. CU Sumber Rezeki di Ampah (Kalteng).
3. CU Remaung Kecubung di Pangkalan Bun (Kalteng).
4. CU Betang Asi di Palangkaraya (Kalteng).
5. CU Eka Pambelum Itah di Sampit (Kalteng).
6. CU Daya Lestari (Samarinda, Kaltim).
7. CU Petemai Urip di Mamak Tebok, Kab.Kutai Barat (Kaltim).
8. CU Citra Dayak, Kaltim.
9. CU Alang Jalung, Kaltim
10. CU Sempekat Ningkah Olo, Kutai Barat, Kaltim.
11. CU Femung Pebaya, Malinau, Kaltim.
12. CU Almendo, Papua.
13. CU Mambuin, Papua.
14. CU Sinar Papua Selatan.
15. CU Uma Mentawai, Sumatera Barat
16. CU Bererod Gratia, Jakarta
17. CU Prima Danarta, Surabaya
18. CU Cindelaras Tumangkar, Jogyakarta
19. CU Jembatan Kasih, Riau
20. CU Bahtera Sejahtera, Maumere NTT
21. CU Gerbang Kasih, Ende, NTT
22. CU Sinar Saron, Larantuka, NTT
23. CU Kasih Sejahtera, Atambua, NTT
24. CU Suan Sibarrung, Tana Toraja, Sulsel
25. CU Mekar Kasih, Makasar
26. CU Mototabian, Kota Kotamobagu, Sulut
27. CU Hati Amboina, Ambon
28. CU Mambuin, Manokwari, Irjabar
29. CU Almendo, Sorong, Papua Barat
30. CU Sinar Papua Selatan, Merauke, Papua
31. CU Ndar Sesepok, Agat, Papua

Menurut DR.Francis Wahono, pakar ekonomi sekaligus pegiat ekonomi
kerakyatan, berkembang pesatnya gerakan CU di Kalimantan Barat khususnya dan
Kalimantan umumnya tidak bisa dipisahkan dengan Gerakan Pemberdayaan Pancur
Kasih (GPPK) dan Majalah KR. "Tanpa dua hal itu, terus terang saja, saya
yang hidup di bagian Indonesia yang lain, selama 25 tahun terakhir ini,
tidak pernah akan mengenal, apalagi mengapresiasi Kalbar,"aku Francis.

Memang majalah ini sejak tahun 1996 secara rutin menyediakan halaman khusus
untuk informasi credit union. Dan secara khusus sejak tahun 2005 dijalin
kerja sama dengan Badan Kordinasi Credit Union Kalimantan (BKCUK) sehingga
KR menjadi media resmi tentang credit union. "Saya mengenal CU karena
membaca KR di perpustakaan kampus,"ujar Andrea, mahasiswi sebuah perguruan
tinggi di Pontianak.

Sedangkan GPPK melalui lembaga/unitnya secara proaktif menyebarluaskan
credit union ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. CU menjadi
pintu masuk aktivitas lembaga-lembaga di lingkungan Gerakan Pancur Kasih;
terutama di masa rejim Orde Baru.

Lembaga anggota GPPK tersebar di Kalbar dan Kaltim, antara lain Yayayasan
Karya Sosial Pancur Kasih (dan unit-unitnya), CU Pancur Kasih, BPR Panbank,
Institut Dayakologi-Majalah KR, LBBT, Perkumpulan Nurani Perempuan-Kaltim,
KPD, KSU Mitra Kasih, POR, AMAN Kalbar, Ruai TV, Radio Rama.

CU ala Kalimantan yang dikembangkan BKCU Kalimantan bukan lagi hanya sebuah
gerakan keuangan tetapi sudah menjadi sebuah gerakan social. Yakni gerakan
untuk memperbaiki nasib, harkat dan martabat manusia dengan pintu masuk
ekonomi. "Saya optimis, jika 10 persen saja penduduk Indonesia yang menjadi
anggota CU maka kondisinya jelas berbeda,"papar Mecer.

Tak tertandingi
Perkembangan gerakan CU ala Kalimantan ini tidak tertandingi ekonomi
kerakyatan lainnya. Pertumbuhan asset, anggota dan dampak sosial, ekonomi,
budaya gerakan ini untuk masyarakat sangat dirasakan. Sampai Desember 2009
asetnya Rp. 3.193.460.969.042-, dengan anggota 397.436 orang yang tersebar
di 47 CU primer.

Harapan-Tantangan
Gerakan CU ala Kalimantan ini masih sangat dinantikan jutaan rakyat yang
belum mengenal dan mendapat manfaat CU. Gubernur Kalbar Cornelis, MH dalam
sambutannya ketika Pembukaan RAT CU Pancur Kasih (23/2/2010) mengharapkan
agar CU tidak hanya difokuskan di daerah pedalaman, tetapi harus juga
dikembangkan di daerah pesisir untuk meningkatkan kesejahteraan para
nelayan.

"Pemerintah telah memberi keleluasaan, keistimewaan ke CU yakni tidak kena
pajak. Karrena itulah saya harap agar secara internal para pengawas,
pengurus dan manajemen adalah orang-orang yang jujur, profesional,
menerapkan manajemen modern, tidak ada kepentingan keluarga, pribadi,
apalagi kepentingan politik praktis," pintanya seraya menunjukkan buku
anggota CU Pancur Kasih miliknya.

Harapan terhadap gerakan CU juga disampaikan Komisi PSE Konferensi
Waligeraja Indonesia. Dalam Konferensi Nasional Komisi PSE-KWI tahun 2000,
PSE KWI berharap agar CU di Indonesia tidak lupa dengan peran Gereja Katolik
sebagai pihak yang pertama memperkenalkan gerakan CU di Indonesia.
Sebaliknya Gereja Katolik juga tidak lupa harus terlibat aktif dalam
pengembangan CU. Sebab jika CU gagal, maka bisa dikatakan kegagalan Gereja
Katolik juga.

Menurut Drs. AR. Mecer, Ketua BKCU Kalimantan, gerakan CU ala Kalimantan ini
ke depan akan terus dikembangkan ke luar Kalimantan, termasuk ke luar
negeri. "Misalnya, di Asia (Vietnam, Kamboja, Filipina, Bangladesh, Sabah,
dan Serawak), kita sudah studi banding ke sana. Jika mereka benar-benar
tertarik dan mau mengembangkan konsep yang kita tawarkan, kita siap untuk
memfasilitasinya," papar Mecer kepada Dominikus Uyub dan Maksi Hajaang dari
KR di rumahnya.




















































































Selasa, 07 Desember 2010

DASAR-DASAR CREDIT UNION



DASAR-DASAR CREDIT UNION

1.   SIKAP (percaya diri, antusias, tidak mudah putus asa, berpengharapan, peduli sesama)
2.   VISIONER (BERPIKIR JAUH KE DEPAN – berpikir besar: memiliki impian)
3.   KEJUJURAN
4.   KEBERANIAN
5.   PENGORBANAN
6.   INTEGRITAS (orang yang bisa dipercaya)


TIGA PILAR CREDIT UNION

PENDIDIKAN
Mottonya : Dimulai  dengan PENDIDIKAN, berkembang melalui PENDIDIKAN, dikontrol oleh PENDIDIKAN dan bergantung pada PENDIDIKAN

SWADAYA
             Mottonya : dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota.

SOLIDARITAS
            Mottonya : Anda susah saya  bantu, saya susah Anda bantu.


    NILAI-NILAI CU

1.  MENOLONG DIRI SENDIRI
2.  BERTANGGUNG JAWAB PADA DIRI
     SENDIRI
3.  DEMOKRASI (keterbukaan)
4.  KESETARAAN (kesamaan hak)
5.  SOLIDARITAS – Setia kawan
     (ANDA SUSAH SAYA BANTU, SAYA 
     SUSAH ANDA BANTU)
6.  KEADILAN
7.  SWADAYA (DARI ANGGOTA, OLEH
     ANGGOTA, UNTUK ANGGOTA)


    PRINSIP-PRINSIP CU

1.   KEANGGOTAAN TERBUKA DAN SUKARELA
2.   PENGAWASAN DEMOKRATIS OLEH ANGGOTA
3.   TIDAK DISKRIMINATIF (Tidak pilih kasih)
4.   PELAYANAN KEPADA ANGGOTA
5.   DISTRIBUSI KEPADA ANGGOTA (Penyebaran
       pelayanan secara adil kepada anggota)
6.   MEMBANGUN STABILITAS KEUANGAN
       (Anggota CU bisa mengelola hidupnya
       secara bijaksana sehingga sejahtera)
7.   KERJASAMA ANTAR CU (Jaringan CU lokal - dunia)
8.   TANGGUNG-JAWAB SOSIAL (Peduli sesama)
9.   PENDIDIKAN TERUS-MENERUS – PENYADARAN
      (Dimulai dengan pendidikan, berkembang karena
      pendidikan, dikontrol melalui pendidikan dan
      bergantung pada pendidikan)

CIRI-CIRI CREDIT UNION

CIRI KOPERASI
CIRI BANK
CIRI ASURANSI

CIRI KOPERASI
* PEMEGANG SAHAM (BERARTI SEBAGAI PEMILIK LEMBAGA CU)
  MENDAPATKAN SISA HASIL USAHA (SHU)  dari keuntungan bersih
  Credit Union di akhir tahun buku setelah RAT
* ADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN UNTUK ANGGOTA, PENGURUS, 
   PENGAWAS DAN PENGELOLA.
* TEMPAT MEMINJAM MODAL DAN MENGEMBANGKAN KEKAYAAN.
   (Pinjaman Produktif, Pinjaman Kesejahteraan, Pinjaman Darurat,
    Pinjaman untuk disimpan/ditabung kembali)

CIRI BANK
*  MEMILIKI PRODUK SIMPANAN UTAMA SUKARELA 
   (PRODUK UNGGULAN UNTUK PENSIUN,”SEHATI’ = SEjahtera HAri tua nanTI)
* SIMPANAN BUNGA HARIAN (TARI)
* SIMPANAN ANAK SEKOLAH ("IJASAH" = Idola JAdi SArjana Handal) 

CIRI ASURANSI
* PERLINDUNGAN PINJAMAN ANGGOTA  
   (LINTANG= Perlindungan Piutang) dan Santunan Duka Anggota
   (TUNAS = Santunan Solidaritas)
* SANTUNAN DUKA ("BAKA")




Entri Populer