BADAN HUKUM CU MOTOTABIAN: Nomor : 07/BH/XXV.13/DPPPKM-KK/XII/2010, tanggal 16 Desember 2010

Senin, 06 Desember 2010

Studi Komprehensif - CONSUMER CREDIT INDONESIA

Photobucket

Studi Komprehensif


CONSUMER CREDIT INDONESIA 2010


CMARS Indonesia 2010




Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit konsumsi (consumer credit) pada 2010 naik menjadi Rp 515,4 triliun atau tumbuh 18% dibanding tahun 2009 yang mencapai Rp 436 triliun. Setiap tahun kredit konsumsi terus tumbuh di
atas rata-rata, melebihi pertumbuhan kredit lainnya seperti kredit usaha/investasi dan kredit serba guna.

Saat terjadi krisis, porsi kredit konsumsi belum mencapai 7%, tapi kini angkanya sudah menyentuh 30% dari total kredit perbankan nasional.
Perkembangan kredit konsumsi yang pesat ini setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, yaitu tingginya permintaan, prosesnya yang mudah dengan suku bunga yang relatif murah dibandingkan dengan sebelum krisis.

Bank-bank swasta milik asing dan bank asing menjadi penggerak kredit konsumsi. Bahkan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun tertarik, tak tahan untuk tidak memberikan kredit konsumsi setelah Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI). Kini hampir semua bank memberikan kredit konsumsi, termasuk juga Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Mengingat perkembangan kredit konsumsi yang sangat pesat, maka MARS Indonesia berinisiatif melakukan studi  komprehensif tentang kredit konsumsi didasarkan atas data sekunder, wawancara pelaku usaha, dan data primer hasil
wawancara dengan nasabah. Penelitian tersebut dilakukan di 3 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan, dengan total sampel 1.198. Tidak hanya dua jenis kredit konsumsi utama yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang dibahas, tetapi juga Kartu Kredit, Kredit Tanpa Agunan, Kredit Multiguna, Kredit Barang Elektronik, dan Jasa Gadai.

Studi perilaku kredit konsumsi yang pertama kali diterbitkan oleh MARS Indonesia ini bertujuan untuk memberikan sebanyak mungkin informasi up-to-date tentang perilaku kredit konsumsi, sehingga dapat menjadi masukan bagi pelaku bisnis di sektor ini untuk menentukan strategi bisnis dan pemasarannya ke depan.

Sumber : http://www.marsindonesia.com/







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer