BADAN HUKUM CU MOTOTABIAN: Nomor : 07/BH/XXV.13/DPPPKM-KK/XII/2010, tanggal 16 Desember 2010

Selasa, 13 Desember 2011

ANGGARAN BELANJA KELUARGA

Keluar Dari Masalah Keuangan atau bebas dari masalah keuangan adalah dambaan setiap orang yang bekerja keras untuk mencari uang. Memang uang bukan segalanya, tetapi kita juga tidak bisa menutup mata bahwa hampir segala-galanya membutuhkan uang bahkan dalam urusan doa-pun seringkali kita membutuhkan alat yang hanya bisa dibeli dengan uang. Itu berarti uang adalah penting untuk kita atur, seharusnya bukan kita yang diatur uang.
 
Sebelum bicara lebih lanjut masalah uang, ada dua pertanyaan kepada anda. Ambil waktu beberapa menit untuk bermenung lalu jawab pertanyaan ini dengan jujur dalam hati;
  1. Dalam daftar belanja tetap bulanan, menabung anda tempatkan pada posisi nomor berapa?
  2. Jika saat ini saya berikan hadiah uang kepada anda Rp 500.000,- apa yang muncul dalam pikiran anda tentang uang itu? Mau diapakan uang itu?
Mengapa menjawab pertanyaan ini secara jujur sangat penting? Karena sebenarnya dari sinilah berawal masalah kesulitan keuangan, dan dari sini juga berawal kebebasan dari kesulitan keuangan. Mari kita bahas satu-persatu;

Pertanyaan Pertama.
Ketika memberi pelatihan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga pada sebuah Credit Union yang kami kelola secara bersama-sama, jawaban peserta atas pertanyaan itu umumnya adalah “Jika ada uang sisa dari belanja bulanan, barulah saya akan menabung”. Setujukah anda dengan jawaban ini? Kalau saya jelas, saya tidak setuju. Mengapa?
  1. Besarnya gaji tidak menentukan besarnya tabungan. Artinya jika kita menempatkan menabung pada kebutuhan terakhir kita maka kita tidak akan pernah menabung. Yang terjadi adalah semakin besar penghasilan maka kebutuhan juga akan semakin besar. Dengan demikian kita tidak akan pernah menabung, dan tidak menabung berarti tidak ada antisipasi kesulitan keuangan.
  2. Tidak punya tabungan dalam bentuk apapun adalah pangkal kesulitan keuangan. Semakin besar tagungan yang anda miliki, semakin besar pula semangat untuk menambah tabungan tersebut. Itulah kebenaran dar konsep, semakin banyak uang maka akan semakin kuat dia untuk memanggil teman-temannya.
  3. Buatlah anggaran belanja keluarga, dan tempatkan MENABUNG pada nomor pertama. Ketika menerima gaji dari tempat kerja, WAJIB keluarkan langsung 5%-10% untuk ditabung. Itulah tugas pertama tiap bulan. Nah sekarang mungkin anda protes, kalau jadinya tekor bagimana? Mari kita lihat ilustrasi dibawah ini;
mengatur keuangan
Masalahnya adalah bahwa kita ini kadang seperti pasta gigi, harus dipencet dulu baru keluar isinya. Begitupun dengan menabung, harus agak dipaksa sedikit barulah kita bisa menabung.

Pertanyaan Kedua
Saya melakukan simulasi dalam kegiatan Pendidikan Dasar Credit Union untuk memperoleh jawaban pertanyaan kedua diatas. Peserta 33 dan 26 menjawab uang itu akan dibelikan sesuatu, 4 orang menjawab ditabung 2 orang mengatakan lihat saja sesuai kebutuhan dan 1 orang menjawab tidak punya rencana. Apakah anda masuk pada yang 26 itu?
  1. Konsep yang keliru tentang uang adalah begitu kita melihat uang maka yang muncul pertama dalam pikiran adalah apa yang akan saya beli dengan uang ini? Jika itu terjadi maka yang kita pikirkan adalah bagimana menghabiskan uang, dan bukan bagaimana supaya uang kita bertambah banyak.
  2. Yang memprihatinkan adalah kenyataan bahwa semakin banyak uang dalam saku, semakin gelisah hati kita. Apa lagi ya, yang akan saya beli. Ini sudah pernah saya alami dan tidak mudah untuk dihilangkan.
  3. Dan kelas yang paling bawah adalah bahkan tidak dalam keadaan tidak punya uangpun seringkali kita berkhayal untuk membeli sesuatu, apalagi jika kita punya uang.
  4. Seharusnya yang pertama muncul dalam pikiran adalah bagaimana agar uang 1.000 menjadi 1.100 menjadi 1.200 dan seterusnya.
  5. Dengan prinsip saya, bukan berarti melarang berbelanja tetapi hendaknya kita belanja berdasarkan kebutuhan dan bukan karena keinginan.
Catatan;
  1. Dua konsep diatas tidak saya tujukan kepada mereka yang kayak karena warisan dari orang tua atau pihak lain.
  2. Saya telah memulai hidup dari NOL BESAR karena lepas dari tanggungan orang tua sejak tamat SD dan saya merasakan betapa pahitnya menyandang predikat “miskin” tetapi paling tidak bahwa kedua konsep diatas telah saya rasakan manfaatnya.
kebiasaan menabung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer